Resume 2

PENGARUH PUBLIKASI DIVIDEN TERHADAP REAKSI HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya pasti membutuhkan dana. Pemenuhan dana perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana intern dan juga sumber dana ekstern. Sumber dana intern adalah dana yang diperoleh dari dalam perusahaan. Sedang sumber dana ekstern yaitu dana yang sdiperoleh dari luar perusahaan seperti misalnya pernyataan modal melalui penjualan saham dan penjualan obligasi, dan kredit dari bank. Perusahaan akan menawarkan saham kepada masyarakat melalui bursa atau pasar modal. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Modal yang diperoleh dari pasar modal selain lebih mudah memperolehnya juga biaya untuk memperoleh modal tersebut lebih murah. Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi para investor untuk menginvestasikan modal dengan harapan akan memperoleh imbalan berupa return atas investasinya. Untuk memperoleh return yang diharapkannya maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan modalnya (membeli surat berharga dari emiten tersebut) baik keuangan maupun non keuangan, yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan return. Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham adalah jenis surat berharga yang paling dikenal masyarakat. Tujuan dari investor menanamkan modalnya dalam bentuk saham yaitu untuk memaksimalkan kekayaan, yang didapat dari dividen atau capital gain saat saham tersebut dijual. Mereka pun harus siap menghadapi bila hal sebaliknya terjadi, di sisi lain pihak manajemen perusahaan juga berusaha memaksimalkan kesejahteraan shareholder melalui kewenangan yang diberikan dalam membuat keputusan. Memang banyak sumber dana yang telah dikenal, yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi. Namun, pasar modal dapat digolongkan sebagai sumber pembiayaan modern, karena ada sumber pembiayaan tradisional. Sesudah pasar modal, memang berkembang sumber-sumber pembiayaan lain, seperti ventura gain (modal ventura) dan factoring. Akan tetapi sumber-sumber pembiayaan yang disebut belakangan, belum disambut seperti pasar modal dalam arti pemanfaatannya belum seluas pasar modal. Pasar modal banyak disukai karena mempunyai daya tarik, yang pertama pasar modal diharapkan ini akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan dan yang kedua adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi mereka (Husnan, 1996: 4-5). Daya tarik ini tidak hanya bagi perusahaan yang listed saja, namun juga bagi para investor, karena itulah peranan pasar modal dalam suatu negara sangatlah penting. Dengan adanya pasar modal, perusahaan tidak lagi perlu mengatasi dana karena posisi yang dianggap tidak aman dapat diperbaiki dengan menarik dana dari masyarakat melalui pasar modal dengan menjual saham. Perkembangan pasar modal selain ditunjukkan oleh semakin banyaknya anggota bursa, juga ditunjukkan oleh adanya perubahan harga saham yang diperdagangkan itu sendiri. Kegairahan dan kelesuan aktivitas pasar modal dan pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham akan mempengaruhi perubahan harga saham. Perubahan harga saham ini dapat dipengaruhi oleh faktor perekonomian, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perubahan publik yang tercermin dalam laporan keuangan, perilaku pemodal, situasi politik, dan kegiatan bursa efek itu sendiri. Oleh karena itu pemahaman akan harga saham sangatlah penting karena member informasi bagi pemodal (calon pemodal) dalam investasi saham. Aktivitas volume perdagangan saham digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman dividen informatif, dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas normal. Ketidakpastian di pasar modal cukup tinggi, sehingga para investor dalam mengambil tindakan ekonomi haruslah menentukan portofolio investasi yang paling optimal untuk meminimalkan ketidakpastian yang dihadapinya sehubungan dengan investasi yang ditanamkannya. Untuk itu para investor memerlukan informasi untuk memilih waktu yang tepat guna menentukan apakah membeli, menjual, ataupun menahan suatu sekuritas. Keuntungan yang diperoleh investor bila menanamkan modalnya di pasar modal adalah dividen yang dibagikan oleh emiten dan capital gain. Para emiten membagikan dividen pada para pemegang saham sebagai balas jasanya. Besar kecilnya dividen yang dibagikan ini tergantung dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan emiten. Bila labanya cukup besar, maka dividen yang dibagikan juga besar, sedangkan bila laba kecil maka dividen yang dibagikan relatif kecil. Investor jangka panjang menyukai dividen, karena lebih pasti dan investasi yang dilakukan memerlukan waktu yang lebih lama. Tipe dari investor jangka panjang adalah investor tidak menyukai risiko tinggi dan memiliki kecenderungan untuk menghindari risiko. Saham-saham yang dipilihnya adalah saham-saham yang mempunyai prospek ke depan dalam jangka panjang yang lebih baik. Sementara investor jangka pendek lebih menyukai capital gain, karena dalam jangka waktu yang singkat dapat menghasilkan keuntungan, jadi capital gain dapat diperoleh setiap saat, namun risiko untuk mendapatkan kerugian sangatlah besar. Pasar modal bersifat efisien terhadap item informasi jika investor tidak mungkin memperoleh abnormal return yang lebih besar dari return yang diharapkan investor dalam suatu investasi pada kondisi normal. Peristiwa atau event yang dipilih adalah publikasi atau pengumuman dividen. Publikasi dividen yang dibagikan dianggap sebagai informasi yang cukup penting karena mengandung muatan informasi yang berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dimasa yang akan datang. Pengumuman dividen dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima pasar. Banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah publikasi dividen menyebabkan terjadinya reaksi pasar. Bandi dan Jogiyanto Hartono (2000) menguji pengaruh pengumuman dividen pada reaksi harga dan volume dan seberapa jauh pengumuman dividen yang besar pada volume tetapi kecil pada harga dan sebaliknya. Kesimpulan dari penelitian tersebut antara lain: reaksi harga dan volume perdagangan secara statistik terjadi secara dependen dan hubungan antara reaksi harga dan volume perdagangan lebih dekat pada dependensi daripada keeratan hubungan keduanya, pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume berbeda dengan reaksi harga. Rini Hidayah dan Hanung Triatmoko (2000) meneliti tentang pengaruh pengumuman perubahan dividen terhadap volume perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan saham, dan menyimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat information content atas pengumuman perubahan dividen. Titi Sri Haryanti (2002) meneliti mengenai pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan volume perdagangan dan perubahan harga saham, dan hasilnya menyatakan bahwa peristiwa pengumuman dividen yang dipublikasikan perusahaan publik berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan dan perubahan harga saham. Krisnhoe Rachmi Fitrijati, Sukirman, Choeruddin (2005) meneliti pengaruh pengumuman perubahan dividen terhadap harga saham, dan menyatakan jika secara keseluruhan pengumuman dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id/3300/1/B200050346.pdf

Resume 1

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK JAKARTA


Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan. Dikatakan penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (in- ternal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal. Sedangkan sumber pembiayaan modal in- ternal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak seluruhnya digunakan untuk keperluan pendanaan operasionalnya. Perusahaan harus memeriksa relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning to be re- invested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen (re- venue that divided to the share holders as di- vided). Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, bearti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang di terima pemegang saham atau investor bisa dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung. Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan otomotif harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan otomotif. Untuk itu, peranan seorang manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan yang diambil oleh perusahaan baik bagi nilai perusahaan dimasa mendatang di mata para investor. Pokok perhatian penulis adalah apakah kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, mengingat laba yang diperoleh perusahaan otomotif selain diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen, dapat juga ditahan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor, dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan perbankkan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Sumber : http://vikingblack.files.wordpress.com/2009/05/kebijakan-deviden-skrips.pdf

ABSTRAKSI 2

Perancangan sistem informasi akuntansi pada Rumah Sakit Umum daerah Karanganyar sebagai
badan layanan umum (BLU)
Izzi Safir

ABSTRAKSI Salah satu agenda reformasi keuangan negara dengan adanya pergeseran dari penganggaran
tradisonal menjadi penganggaran berbasis kinerja, salah satunya dengan dikeluarkannya PP No. 23 tahun
2005 tentang pelaksanaan BLU, membuat Rumah Sakit harus berbenah untuk menyesuaikan dalam
pelaksanaan operasionalnya harus dengan prinsip efisiensi dan praktek bisnis yang sehat sebagaimana
tercantum pada tujuan pembentukan Badan Layanan Umum. Adanya reformasi tersebut, maka perlu dibuat
suatu rancangan Sistem Informasi Akuntansi yang mampu mengakomodasi adanya PP No.23 tahun 2005
tentang BLU. Sehingga dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Sistem Informasi Akuntansi
seperti apakah yang dapat diterapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai
instansi pemerintah untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum” Pada penelitian
ini, pembahasan dibatasi pada: (1) System Planning, (2) System Analysis, dan (3) System Design. Pada
Tahap system design akan dilakukan pengembangan dan perancangan sistem informasi akuntansi yang
meliputi kegiatan perancangan output, input, proses dan file. Pengembangan tersebut mengacu pada sistem
yang telah berjalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar, sampai dengan saat penelitian
dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, yang memfokuskan penelitian pada obyek
secara mendalam dengan membahas berbagai latar belakang persoalan yang menyelimutinya. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu metode
analisis data dengan menggunakan data-data kualitatif atau data-data yang berupa keterangan. Dalam
perancangan Sistem Informasi menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan
menggunakan bantuan alat analisis Data Flow Diagram (DFD) dan Flow Chart. Dari hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya
informasi keuangan yang up to date dan kontinyu baik yang bersifat keuangan maupun manajemen. Hal ini
terlihat dari laporan yang diterbitkan terlambat dan tidak kontinyu setiap akhir bulan. (2) Laporan-laporan
akuntansi per bidang dibuat terpusat yaitu pada bidang keuangan, baik laporan akuntansi keuangan maupun
manajemen. Hal ini berdampak pada sulitnya pemantauan biaya per bidang selama satu periode, (3) Belum
terdapat standar operasi dan prosedur yang baku untuk mengatur operasional organisasi. Saran-saran yang
dapat diberikan yaitu: (1) Setiap Bidang dan Sub Bidang yang terdapat pada Rumah Sakit perlu membat
laporan tersendiri, sehingga laporan dapat cepat, akurat dan tepat waktu; (2) Penerapan Badan Layanan
Umum bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar yang mensyaratkan penyelenggaraan
proses akuntansi keuangan dan proses akuntansi manajemen sebagai bentuk penerapan praktek bisnis
yang sehat.

ABSTRAKSI 1

ABSTRAKSI
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGENDALIKAN DAN
MENILAI KINERJA BAGIAN FINANCE PADA SBU MERPATI
MAINTENANCE FACILITY

Suatu perusahaan memerlukan pendelegasian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pada tiap tingkatan manajemen untuk dapat terus mempertahankan dan mengembangkan
kegiatan usahanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian atas penggunaan
wewenang tersebut agar perilaku manajer tidak menyimpang dari tujuan perusahaan.
Dasar pemikiran akuntansi pertanggungjawaban adalah seorang manajer bertanggung
jawab atas permasalahan tertentu sehingga dapat memudahkan pengendalian terhadap
pendapatan dan biaya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur
hasil-hasil yang dicapai oleh tiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban masing-
masing. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban, maka dihasilkan informasi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja manajer. Informasi akuntansi yang
bersangkutan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang disebut dengan
informasi akuntansi pertanggungjawaban. Informasi tersebut berguna sebagai alat
pengendalian dan penilaian kinerja manajer. Elemen-elemen dasar di dalam akuntansi
pertanggungjawaban antara lain responsibility center, chart of accounts classification,
budgeting system, control based reports serta a roll up reporting capability. Penyusunan
laporan bagi tiap tingkatan manajemen dapat memudahkan dalam mengendalikan biaya
yang bermanfaat untuk menilai kinerja manajer. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu
manajemen dalam mengendalikan dan menilai kinerja bagian finance pada SBU Merpati
Maintenance Facility. Dari hasil analisis, akuntansi pertanggungjawaban pada SBU
Merpati Maintenance Facility secara konsep telah diterapkan sehingga pengendalian dan
penilaian kinerja dapat dilakukan secara optimal. Akan tetapi, untuk dapat lebih
memenuhi konsep akuntansi pertanggungjawaban maka perusahaan perlu melakukan
perluasan kode rekening dimana didalamnya terdapat kode jabatan yang merupakan pusat
pertanggungjawaban.
Kata Kunci: Akuntansi Pertanggungjawaban, Responsibility Center, Chart of Accounts
Classification, Budgeting System, Control Based Reports, A Roll Up Reporting
Capability, Pengendalian, Penilaian Kinerja.

ANALISIS KINERJA PRODUK REKSA DANA DENAN MENGGUNAKAN NAB PER UNIT PADA PT. MANDIRI MANAJEMEN INVESTASI

Nama : Sudanto Adhiwibowo
NPM : 21207055
Kelas : 3EB08

Judul : ANALISIS KINERJA PRODUK REKSA DANA DENAN MENGGUNAKAN
NAB PER UNIT PADA PT. MANDIRI MANAJEMEN INVESTASI
Penulis : Retno Suwiyanti dan Liesda Muchtariany
Waktu penerbitan : 15 Maret 2010
Nama Majalah : UG Jurnal
Lembaga Penerbitan : Universitas Gunadarma
Volume & No Majalah : Volume 1 No.4

Komponen-Komponen
1. Pendahuluan
2. Landasan Teori
2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana
2.2 Keuntungan dan Resiko Investasi Melalui Reksa Dana
2.3 Perhitungan NAB Per Unit
3. Metode Penelitian
3.1 Menghitung Kinerja Total
3.2 Menghitung Index Kinerja Tolak Ukur
3.3 Menghitung Investasi Dengan Standar Deviasi
4. Pembahasan
4.1 Perubahan NAB Per Unit
4.2 Kinerja Seluruh Periode
4.3 Index Kinerja Reksa Dana
4.4 Mencari Tingkat Resiko Pada Mandiri Manajemen Investasi
4.5 Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana
5. Kesimpulan
6. Daftar Pusaka


Termasuk Penelitian Terapan (APPLIED Research)